Kunjungan KSEI FKEI UII ke ForSEI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

KSEI ForSEI, YOGYAKARTA -- Selasa (04/02) ForSEI UIN Sunan Kalijaga mendapat kunjungan dari Kelompok Studi Ekonomi Islam Forum Kajian Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (KSEI FKEI UII). Awalnya acara ini diagendakan dimulai pukul 13.00, tetapi karena ada beberapa hal sehingga baru dimulai pukul 14.15. Acara diawali dengan sambutan dari FKEI UII yang diwakili oleh sekretaris jenderal Ahmad Nur Fadilah dilanjutkan dengan sambutan dari tuan rumah ForSEI yang diwakili oleh presiden Ageng Asmara Sani.


Acara dimulai dengan sharing keorganisasian yang mencakup kedudukan KSEI masing-masing di Universitas dan departemen-departemen yang ada dalam KSEI tersebut. Sharing program kerja yangdisampaikan oleh perwakilan dari setiap departemen juga berisi tanya jawab mengenai program apa saja yang selama ini telah dilaksanakan serta bagaimana penyelesaian suatu masalah dalam organisasi tersebut.



FKEI UII dibagi menjadi dua bidang yaitu termasuk dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan dan juga Kelompok Studi Ekonomi Islam, memiliki struktur organisasi yang terdiri dari presiden, sekretaris jenderal, sekretaris dan bendahara. Selain itu, ada empat departemen yang melaksanakan program-program FKEI UII yaitu PSDI yang fokus di internal, Medikom (media dan komunikasi) yang bertugas membuat buletin, Sharia Economic Event (SEE), memfasilitasi info dan komunikasi dengan pihak lain, Danikat (Dana Usaha, Minat dan Bakat) yang bertugas melakukan fundrising, bakti sosial, menggali potensi, minat dan bakat para kader FKEI UII. Sedangkan departemen ke-KSEIan melakukan tugas yang berhubungan dengan FoSSEI baik regional maupun nasional, diantara tugasnya yaitu pendampingan saat melakukan agenda yang diadakan oleh FoSSEI seperti pembuatan KTA FoSSEI, FKEI Roadshow, SET, Temilreg, Temilnas dan sebagainya.

Berbagai pertanyaan diajukan oleh masing-masing KSEI, diantaranya pertanyaan dari Kader FKEI UII adalah mengenai bagaimana proses pengkaderan para anggota ForSEI ini dari perekrutan hingga menjadi pengurus harian. Pertanyaan ini dijawab oleh departemen PSDI dengan penjelasan bahwa ForSEI ini memiliki beberapa tahapan pengkaderan yang dilakukan secara kontinyu dan berkala, dimulai dengan agenda ForSEI Basic Education (FBE) yang merupakan awal perekrutan setelah lolos seleksi tes tertulis dan wawancara, Sekolah Kader ForSEI (SKAF) yaitu berupa kuliah umum di kelas dengan kurikulum dan pemateri yang telah ditentukan oleh para pengurus harian, Circle Study yang berupa halaqah yang dibagi dalam beberapa grup sebagai follow up dari kegiatan SKAF untuk memfasilitasi dan meningkatkan pemahaman para kader ForSEI yang masih baru, Intermediate yang berupa pembuatan essay yang akan diuji oleh para juri, namun untuk periode ini kami mengagendakan untuk menjadikan intermediate sebagai agenda workshop kepenulisan dan penelitian langsung yang akan dibuat menjadi karya tulis ilmiah oleh para kader ForSEI yang menginjak tahun kedua. Adapun agenda terakhir yaitu advance yang merupakan aplikasi dengan terjun langsung ke masyarakat oleh para kader ForSEI yang menginjak tahun ketiga. Sedangkan pengurus harian merupakan hasil dari musyawarah besar yang dilakukan setiap periode sesuai AD/ART dan dilanjutkan dengan perencanaan program kerja dalam agenda Rapat kerja.

Agenda dilanjutkan dengan kajian mengenai bagaimana persiapan para kader ForSEI untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dikaitkan dengan gejolak tahun pemilu 2014 ini. Ada beberapa tanggapan mengenai hal ini, diantaranya kenyataan bahwa MEA 2015 adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh Indonesia dengan segala keterbatasannya menjadi suatu permasalahan tersendiri dikarenakan isu MEA 2015 ini masih belum dipahami oleh kebanyakan masyarakat yang seharusnya akan berkecimpung di dalamnya seperti para civitas akademika, para pengusaha kecil dan menengah dan masyarakat secara umum. Isu ini biasanya hanya di angkat oleh para penggiat ekonom-ekonom elit yang kurang menyentuh di masyarakat. Pendapat lain menjelaskan bahwa Indonesia ini memiliki potensi yang sangat besar melihat dari luas wilayah, jumlah penduduk dan kondisi geografisnya.

Potensi industri kreatif Indonesia juga mendukung dalam menghadapi MEA 2015, akan tetapi jumlah penduduk yang besar ini ternyata tidak merefleksikan secara optimal karena masyarakat Indonesia yang berperilaku konsumtif dan dominasi produk impor di negara ini. Dalam hal ini, SDM Indonesia perlu bersaing dengan SDM dari luar negeri, sementara itu mayoritas dari penduduk Indonesia sepertinya belum siap baik dari segi bahasa, kemampuan, maupun produktifitas SDM itu sendiri. Budaya Indonesia yang masih konsumtif dan mental yang belum terlatih menjadi penyebab mengapa Indonesia masih perlu persiapan yang lebih terencana dalam 11 bulan ini. Karena MEA ini tidak hanya akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi saja, tetapi juga beberapa aspek lainnya. Kita sebagai kader ekonomi Islam seyogyanya dapat memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia dalam rangka persiapan menuju MEA 2015 minimal dengan mengadakan kajian rutin seperti ini.

Kunjungan sekaligus diskusi mengenai MEA 2015 ini berakhir pada pukul 16.30. Acara harus diakhiri  karena keterbataaaasan waktu dan keadaan meskipun pada diskusi ini belum sempat membahas penyelesaian masalah.

0 Response to "Kunjungan KSEI FKEI UII ke ForSEI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Posting Komentar